Rupiah Melemah, Masyarakat
Ramai-ramai Jual Dollar AS
JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak
dibuka pada pukul 08.00 WIB, pengunjung terlihat memadati money changer Ayu
Masagung. Antrian pengunjung menjadi pemandangan lazim di penukaran valuta
asing (valas) yang berlokasi di Kwitang Tugu Tani, Jakarta. Bukan tanpa
sebab pengunjung memenuhi jalur antrian money changer.
Di saat yang sama, rupiah terus melanjutkan
pelemahannya menuju level Rp 11.977 per 1 dollar Amerika Serikat (AS), pada
penutupan Jumat (29/11/2013). "Saya tukar karena masih memegang dollar AS
sisa naik haji waktu lalu," ujar salah satu nasabah money changer Ayu
Masagung.
Sambil tetap memberikan pelayanan yang ramah,
teller money changer Ayu Masagung terus menghitung satu per satu uang pecahan
Rp 50.000 dan Rp 100.000 hasil penukaran nasabah. Teller tersebut bercerita,
terjadi kenaikan penjualan dollar AS dalam tempo beberapa hari terakhir.
"Tetapi masih ada juga beberapa nasabah yang
membeli dollar AS," ujar dia. Kemarin, pada pukul 14.15 WIB, money changer
Ayu Masagung mematok harga beli sebesar Rp 11.955 per dollar AS. Sedangkan
harga jual sebesar Rp 12.005 per dollar AS. "Harga kurs ini hanya untuk
pukul 14.15 WIB saja. Biasanya harga terus berubah seiring permintaan,"
jelas si teller.
Animo masyarakat melepas dollar AS tak lepas dari
kebijakan bank yang memasang kurs menggiurkan. Sedikitnya tujuh besar bank
besar Tanah Air mematok kurs beli hampir Rp 12.000 per dollar AS. Firman
Wibowo, SVP International Divison Head Bank Negara Indonesia (BNI) mengatakan,
langkah BNI menetapkan kurs jual di sekitar level Rp 12.100 per dollar AS
bertujuan untuk menahan likuiditas atau dana simpanan dollar AS di BNI.
Saat ini, BNI memiliki nasabah korporasi dalam
jumlah besar. “Jadi ini demi menahan dollar kami. Kalau kami tidak punya dollar
AS kan berbahaya,” ujar Firman. BNI juga memasang kurs beli dollar AS
tinggi untuk mengerem gerak importir. Sehingga volume impor lebih terkontrol.
“Ini juga akan menahan permintaan kebutuhan
dollar AS sehinga fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS bisa lebih
minim,” ujar Firman. Saat ini, likuiditas valas di BNI mencapai 500 juta dollar
AS. Jumlahnya membengkak menjadi 1 miliar dollar AS jika memasukkan jumlah
tagihan ekspor yang sudah difasilitasi BNI. (Dessy Rosalina)
Dari artikel berita diatas kalimat topik yang
ditemukan pada paragraf pertama yaitu
“Sejak dibuka pada
pukul 08.00 WIB, pengunjung terlihat memadati money changer Ayu Masagung.
Antrian pengunjung menjadi pemandangan lazim di penukaran valuta asing (valas)
yang berlokasi di Kwitang Tugu Tani, Jakarta. “
Tidak ada komentar:
Posting Komentar