Rabu, 23 Oktober 2013

Kalimat Efektif



Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lain. Dalam wujud tulisan, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!); dan di dalamnya dapat disertakan tanda baca seperti koma (,), titik dua (:), pisah (-), dan spasi. Tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru pada wujud tulisan sepadan dengan intonasi akhir pada wujud lisan sedangkan spasi yang mengikuti mereka melambangkan kesenyapan. Tanda baca sepadan dengan jeda.

          Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun untuk mencapai daya informasi yang tepat dan baik. Menurut Parera (Ekosusilo,1995:63) kalimat dikatakan efektif apabila didukung oleh:
  1. Kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis;
Kesepadanan adalah kemaksimalan struktur bahasa untuk mendukung gagasan atau ide yang dikandung, untuk itu yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut.
1)      Setiap kalimat mayor harus memiliki subjek dan predikat.
            Contoh: Mereka  membicarakan masalah batas studi.
            Kalimat di atas memiliki  S, P, O, yaitu fungsi S diisi oleh kata mereka, fungsi P diisi oleh kata membicarakan, dan fungsi O diisi oleh frasa masalah batas studi.
2)      Ide pokok harus terdapat dalam induk kalimat
            Contoh: Ia meninggalkan kelas ketika kuliah sedang berlangsung.
            Ide pokok dari kalimat di atas adalah ia meninggalkan kelas.
            Apabila ide pokok yang dimaksud adalah kuliah sedang berlangsung maka kalimat di atas menjadi berikut ini.
            Kuliah sedang berlangsung, ketika ia meninggalkan kelas.
  1. Keparalelan, untuk tujuan efektivitas tertentu;
Keparalelan adalah penggunaan bentuk-bentuk bahasa atau konstruksi bahasa yang sama dalam susunan serial, dapat juga dikatakan sebagai kesejajaran pengungkapan ide-ide dalam suatu kalimat.
contoh:
Penghapusan pangkalan asing dan penarikan kembali pasukan AS dari Filipina akan mempercepat perwujudan cita-cita segenap  bangsa Filipina.
atau
Dihapuskannya pangkalan asing dan ditariknya kembali pasukan AS dari Filipina akan mempercepat terwujudnya cita-cita segenap  bangsa Filipina.
  1. ketegasan dalam menonjolkan pikiran utama;
Untuk mencapai ketegasan dan keutamaan dalam suatu tulisan, seorang penulis harus memperhatikan posisi bagian yang diutamakan. Hal itu dapat ditempuh dengan:
1)      Meletakkan bagian yang penting pada awal kalimat,
            contoh:
            Masalah kenaikan harga itu dapat dibicarakan pada kesempatan yang lain.
atau
            Pada kesempatan yang lain masalah kenaikan harga itu dapat dibicarakan.
2)      Mengulang gagasan yang penting,
            contoh: Untuk menambah iklim yang sejuk di negara kita maka perlu kesadaran moral, kesadaran politik, kesadaran agama, kesadaran bermasyarakat, dan kesadaran berbudaya.
3)      Mempertentangkan gagasan yang satu dengan yang lain,
            contoh: Perusahaan menghendaki perbaikan secara menyeluruh bukan setengah-setengah.
4)      Menekankan gagasan yang penting dengan partikel –lah
            contoh: Kitalah yang bertanggung jawab atas kejadian itu.
  1. Kehematan dalam pilihan kata;
Dalam menyusun tulisan ilmiah, diharapkan seorang penulis dapat berhemat dalam pemakaian kata, frasa, atau bentuk-bentuk bahasa yang lain. Kehematan ini menyangkut gramatikal dan makna kata.
Kehematan dapat ditempuh dengan cara
1)       Menghindari pengulangan subjek kalimat    
            contoh: Mereka naik pentas begitu mereka tiba. (ada pengulangan S)
                        Mereka naik pentas begitu  tiba. (tanpa pengulangan)
2   Menghindari kata hari, tanggal, bulan, dan tahun dalam hubungannya dengan nama hari, tanggal, bulan, dan tahun.
contoh: Pemberontakan itu meletus pada tanggal 30 bulan September tahun 1965.
Kalimat di atas diperbaiki sebagai berikut.
Pemberontakan itu meletus pada 30 September 1965.
3)      Menghindari pemakaian hipernim
            contoh: Pakaiannya berwarna merah menyala.
                        Pakaiannya merah menyala.(hemat)
4)      Menghindari pemakaian kata penghubung yang berlebihan
            contoh: Walaupun sakit, tetapi ia berangkat juga.
            Walaupun sakit,  ia  berangkat juga.
5)      Menghindari pemakaian kata yang berlebihan (kata-kata yang memiliki makna sama)
            contoh: Kita harus belajar dari Jepang agar supaya dapat maju dan berkembang.
            Kalimat di atas diperbaiki menjadi berikut ini.
            Kita harus belajar dari Jepang agar  dapat maju dan berkembang.
atau
            Kita harus belajar dari Jepang supaya  dapat maju dan          berkembang.
  1. Kevariasian dalam penyusunan kalimat;
Untuk membuat kalimat yang tidak monoton dan     menjemukan, diperlukan adanya variasi.
            Kevariasian dapat ditempuh dengan berbagai cara berikut.
1)      Variasi penggunaan kata
            contoh: Pembicaraan itu membicarakan kenakalan mahasiswa.       (monoton)
                        Pembicaraan itu membahas kenakalan mahasiswa. (variatif)
2)      Variasi dalam pembukaan kalimat
o   Frasa keterangan tempat atau keterangan waktu diletakkan di awal kalimat.
contoh: Dari desa yang terpencil ia merantau ke Bandung.
o   Penggunaan frasa verbal :
contoh: Merombak kendaraan tua adalah kegemarannya.
o   Penempatan klausa anak kalimat :
contoh: Ketika ujian berlangsung, mahasiswa itu jatuh sakit
  1. Kelogisan.
o   Kambing sangat senang bermain hujan.
o   Ibu memakan rumput.
o   Karena lama tinggal di asrama putra, anaknya semua laki-laki.
o   Tumpukan uang itu terdiri atas pecahan ribuan, ratusan, sepuluh ribuan, lima puluh ribuan, dua puluh ribuan.
o   Kepada Bapak Rektor,  waktu dan tempat kami persilakan.
o   Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan, selesailah makalah ini tepat pada waktunya.

SYARAT KALIMAT EFEKTIF
  Kesatuan gagasan (SUBJEK, PREDIKAT, Boleh ada OBJEK dan KETERANGAN),
Subjek Kalimat adalah bagian kalimat yang menandai apa yang dinyatakan penulis (bagian kalimat yang diterangkan). Predikat adalah bagian kalimat yang menandai apa yang dinyatakan penulis tentang subjek (bagian kalimat yang menerangkan). Objek adalah bagian kalimat yang melengkapi kata kerja sebagai (Hasil perbuatan, Yang menerima, Yang diuntungkan). Pelengkap adalah bagian dari kalimat yang melengkapi kata kerja agar predikatnya menjadi utuh. Keterangan adalah bagian kalimat yang tidak merupakan bagian inti kalimat. [ S + P (+ O) (+Pel) (+ Ket) ] .
  Kepaduan (Berkaitan dengan hubungan timbal balik yang ada di antara unsur-unsur pembentuk kalimat),
  Penalaran (adalah alur berpikir yang berusaha agar kalimat dapat  dipertanggung jawabkan, dipahami, dan tidak menimbulkan kesalahpahaman),
  Kehematan atau ekonomisasi bahasa (Penggunaan kalimat yang tidak berbelit-belit dan tidak boros kata),
Sepuluh prinsip penghematan kata :
1.        Pada umumnya, buatlah kalimat yang pendek-pendek.
2.        Pilih kalimat yang sederhana daripada kalimat yang kompleks.
3.        Pilihlah kata yang lazim—familiar word. 
4.        Hindari kata-kata yang tidak perlu.
5.        Berilah kekuatan pada kata kerja.
6.        Tulislah sebagaimana layaknya Anda bertutur
7.        Gunakanlah istilah yang dapat dibayangkan/digambarkan oleh pembaca.
8.        Hubungkan satu pernyataan dengan pengalaman atau pengetahuan pembaca.
9.        Gunakan sepenuhnya variasi.
10.    Tulislah kalimat dengan tujuan mengungkapkan atau menyatakan sesuatu dan bukan dengan tujuan mempengaruhi pembaca.
  Penekanan (Mengubah posisi dalam kalimat, Mengulang kata yang penting, Mempertentangkan kata atau gagasan, Memberi partikel penekan),
Cohtoh :
1.      Jelaslah, bahwa persoalan tidak hanya sebatas mental birokrasi yang bobrok, tetapi mental seluruh lapisan masyarakat, termasuk orang kampus.
2.      Bahwa persoalan tidak hanya sebatas mental birokrasi yang bobrok, tetapi mental seluruh lapisan masyarakat, termasuk orang kampus sudah jelas.
3.      Jelaslah, bahwa mental seluruh lapisan masyarakat, termasuk orang kampus, sudah bobrok sehingga persoalan tidak hanya sebatas mental birokrasi yang bobrok.
  Kesejajaran (adalah penggunaan bentuk bahasa atau konstruksi bahasa yang sama untuk menjaga pemahaman dan fokus pembaca),
  Variasi (dilakukan dengan Cara mengawali kalimat, Panjang pendek kalimat, Jenis kalimat, Kalimat aktif atau pasif, Kalimat langsung atau tidak langsung).

Sumber : musyarofah.files.wordpress.com/.../kalimat-efektif.ppt
file.upi.edu/Direktori/KD.../Kalimat Efektif.ppt

Tidak ada komentar:

Posting Komentar